Bacaberita.today - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agus Budi Santoso mengatakan, hampir sebagian besar masyarakat Pula...
Bacaberita.today - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agus Budi Santoso mengatakan, hampir sebagian besar masyarakat Pulau Lombok suplai kebutuhan air baik untuk kebutuhan irigasi pertanian maupun air minum sangat bergantung pada Rinjani
“92 persen air yang di Pulau Lombok sumbernya dari Rinjani, kalau dia sampai terganggu, maka selesailah Lombok,” kata Agus di Mataram, Rabu (6/9/2017).
Untuk itulah ia meminta kepada masyarakat terutama yang tinggal di kawasan Rinjani supaya bisa ikut menjaga kelestarian kawasan hutan dengan tidak melakukan aksi pembalakan liar, karena akan merugikan tidak saja masyarakat sekitar, tapi juga sebagian besar masyarakat Pulau Lombok yang menggantungkan hidupnya dari Rinjani.
Agus mencontohkan Perambahan kawasan TNGR di kawasan hutan Pasir Bulan, Kabupaten Lombok Timur seluas 200 hektar mengakibatkan tiga mata air mengalami kekeringan.
“Bayangkan kalau yang dibuka 2 ribu atau 20 ribu hektare yang kering se-Pulau Lombok” katanya.
Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka ada korelasi positif antara pohon dan air, semakin banyak pohon semakin banyak pula air, kenapa begitu, pohon banyak akar yang menyimpan air dan menampung air dan dikeluarkan secara pelan-pelan.
“Kalau tidak ada pohon saat musim hujan tiba, air akan langsung terbuang begitu saja yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan tanah longsor, karena pohon yang seharusnya sebagai penyangga dan penyimpan air ditebang,” ujar Agus.
Ditambahkan, selain itu dari 54 sungai yang dimanfaatkan airnya yang disebut untilitas, 51 sungai di antaranya, hulunya bersumber dari Rinjani.
“92 persen air yang di Pulau Lombok sumbernya dari Rinjani, kalau dia sampai terganggu, maka selesailah Lombok,” kata Agus di Mataram, Rabu (6/9/2017).
Untuk itulah ia meminta kepada masyarakat terutama yang tinggal di kawasan Rinjani supaya bisa ikut menjaga kelestarian kawasan hutan dengan tidak melakukan aksi pembalakan liar, karena akan merugikan tidak saja masyarakat sekitar, tapi juga sebagian besar masyarakat Pulau Lombok yang menggantungkan hidupnya dari Rinjani.
Agus mencontohkan Perambahan kawasan TNGR di kawasan hutan Pasir Bulan, Kabupaten Lombok Timur seluas 200 hektar mengakibatkan tiga mata air mengalami kekeringan.
“Bayangkan kalau yang dibuka 2 ribu atau 20 ribu hektare yang kering se-Pulau Lombok” katanya.
Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka ada korelasi positif antara pohon dan air, semakin banyak pohon semakin banyak pula air, kenapa begitu, pohon banyak akar yang menyimpan air dan menampung air dan dikeluarkan secara pelan-pelan.
“Kalau tidak ada pohon saat musim hujan tiba, air akan langsung terbuang begitu saja yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan tanah longsor, karena pohon yang seharusnya sebagai penyangga dan penyimpan air ditebang,” ujar Agus.
Ditambahkan, selain itu dari 54 sungai yang dimanfaatkan airnya yang disebut untilitas, 51 sungai di antaranya, hulunya bersumber dari Rinjani.
COMMENTS