MATARAM-( bacaberita.today )-Alisa Wahid putri tertua Al-Marhum Abdurrahman Wahid (Gusdur) mengisi acara diskusi kebangsaan dengan tema...
MATARAM-(bacaberita.today)-Alisa Wahid putri tertua Al-Marhum Abdurrahman Wahid (Gusdur) mengisi acara diskusi kebangsaan dengan tema " Mari Membangun Negeri dengan Kearifan Sempurna" Jum'at ( 23/11) di Kedai Kopi Revublik Syruput Jalan Sultan Salahudin Mataram.
Selain Alisa Wahid hadir juga Ketua Media Center NU Sapic Ali sebagai Narasumber kedua dan acara ini dipandu langsung ketua perempuan adat NTB Rohani Inta Dewi.
Dikatakan Alisa Wahid dalam materinya bahwa tantantangan terbesar bagi anak bangsa ialah bagaimana menyikapi segala sesuatu itu dengan kepala dingin dan lebih dewasa " Bagaimana kita bisa bertahan dengan perkembangan dunia yang semakin mantap" kata dia.
Lebih lanjut Ia menyampaikan tentang permasalah yang tengah dihadapkan umat saat ini ," sejatinya bukan masalah mayoritas atau minoritas akan tetapi nilai apa yang akan sama-sama diperjuangkan" ungkapnya terkait masalah adanya suatu golongan yang menganggap dirinya paling benar.
Selanjutnya Alisa membaca semboyan Gusdur yang sering digunakan dalam memberikan pencerahan tentang nilai kebangsaan " Perdamaian Tanpa Keadilan itu ilusi" ungkapnya.
Pemateri kedua Sapic Ali menggambarjan secara umum tentang sejatinya keberadaan bangsa yang tengah dihadapkan dengan global identitas yang kian meluap maka atas dasar itu, NU diharapkan mengambil peran strategis untuk segera menyikapi hal itu ," NU sendiri lebih terbuka dengan semua golongan termasuk dari yang non muslim sehingga tepat untuk mengambil peran strategis menjaga keberagaman demi kemaslahatan umat" terangnya.
Di lokasi yang sama presiden sekaligus pemilik Kedai Kopi Revublik Syruput menjelaskan alasan mengapa acara yang seharusnya digelar ditempat resmi justru dilaksanakan ditempat sederhanan ," Kami ingin menghadirkan suasana baru yang ngalir, santai, dan lepas dalam membahas tema-tema yang berat seperti malam ini" pungkasnya.
Lebih lanjut Presiden menegaskan, keberadaan Revublik Syruput merupakan miniatur negara yang lebih mengedepankan konsep-konsep kenegaraan yang cair, ringan dan mengesankan ," Tidak seharusnya sesuatu yang sakral itu didiskusikan ditempat yang tertutup maka malam ini acaranya dikonsep sesederhana mungkin sehingga meteri yang tadinya menyeramkan jadi lebih mengalir dengan syruputan-syruputan kopi yang dihidangkan" tambahnya.
Diskusi narasi kebangsaan dalam secangkir kopi diakhiri dengan sesi poto bersama dengan sejumlah komunitas yang hadir dalam acara tersebut.(Shi)
COMMENTS